Kamis, 08 September 2011

Surat untuk Mu

Ass. Wr. Wb

Sebenarnya aku bingung juga harus memulainya dari mana, tapi harapan pertama adalah kamu mau baca surat ini. Karena ini harapan terakhir aku, maaf aku ga bisa ngasih langsung sma kamu. Karena kamu kayanya ga mau lagi ketemu sma aku, jadi terpaksa aku titip ke orang. Disini aku cuman mau bilang kalo 8 bulan terakhir ini aku semakin hancur tanpa mu. Sudah ku coba berusaha melupakan kamu, tapi entah kenapa berapa kali juga semua itu berhasil menambah rasa sakit hati ku. Selamat kamu sudah berhasil membuat semua hancur, sakit, putus asa, dsb.

Setiap malam sebelum tidur, aku selalu sedih berharap besok pagi ada lagi “aynk” yg bangunin aku. Tapi saat aku terbangun di pagi hari, hati ini semakin sedih saat kulihat Hp yg dulu menjadi saksi kisah kita sekarang hanya sebagai pajangan Formal untuk komunikasi kantor. Sudah 8 bulan terakhir ini aku menunggu, terus menunggu berharap no mu kembali menghubungiku walaupun hanya sekedar menyapa. Dan selama 8 bulan itu juga tak ada kabar dari mu.

Apakah aku sehina itu ? Apakah aku seburuk itu ? Apakah aku sejelek itu ? Dan apakah aku serendah itu ? Sehingga kau tak mau lagi merelakan sedikit pulsa untuk menyapa ku. Berulang kali aku mencoba menghubungimu, dan berulang kali pula kau berhasil menambah sakit hatiku dengan kata-kata halusmu. Dan terakhir aku mencoba menghubungimu ternyata no mu sudah tidak bertuan. Betapa sakitnya hatiku setelah tau kalau kau sudah membuang semua tentang aku. Sudah berulang kali aku mencoba bangkit dari semua ini, tapi berulang kali itu juga aku jatuh lagi. “Ternyata aku tak berarti tanpamu”, sebuah kutipan dari sebuah lagu yang sangat pas dengan keadaanku sekarang.

Sampai sekarang aku masih belum bisa menerima keputusan ini, sudah berapa banyak kenangan yang kita lalu bersama, suka duka kita lalui bersama. Sampai sekarang pun aku masih berharap keajaiban itu datang. Walaupun aku tau keajaibanya sangat kecil, tapi aku yakin Tuhan pasti mendengar dan melihat setiap doa hambanya. Walaupun itu hanya 0,001 % pun kalau Tuhan menghendaki pasti akan terjadi. Itulah yang terulang setiap malamku selama 8 bulan terakhir ini.

Aku tau sebenarnya kau sudah membuang dan melupakan semua kenangan kita, tapi aku ga bisa. Semuanya terasa begitu sulit untuk di hilangkan. Saat ini aku berharap untuk Amnesia, dan menghilangkan semua kenangan yang terjadi diantara kita. Tapi aku bukan makhluk yang tidak beragama, aku punya keluarga, dan punya harapan yang kemungkinannya tipis, yaitu kembali bersamamu.

Walau aku tau kau disana sudah tidak sendiri lagi tapi aku tetap berharap telponku kembali menerima pesan/telpon dari nomormu. Dimana Dinda ku yang dulu ? Itu lah kata yang selalu kupertanyakan setiap hari, Dimana Dinda ku yang nyaman bila berada disampingku, yang selalu ingin dekat denganku, yang selalu merasa hangat bila ku peluk, yang senyumnya selalu manis bila melihatku. Tapi kenapa Dinda ku sekarang seperti musuh bagi ku ? Seakan tidak mau tau lagi dengan keadaanku, dan Dinda ku sekarang terlihat lebih baik menyapa musuhnya dari pada aku. Yang lebih mau menyapa teman jauhnya dari pada aku, kadang aku ingin sekali menangis, tapi tangisanku takkan membuat perubahan apa2.

Hanya sebatang demi batang, sebungkus demi bungkus rokok yang menemani ku 8 bulan terakhir ini. Aku rindu teman, aku rindu kekasih, aku rindu pacar, dan aku rindu kamu Dinda. Di setiap Sholat ku aku hanya berdo’a semoga keajaiban itu bisa datang.

Aku masih tidak percaya apakah Dinda ku meninggalkan ku cuma karena harta ? Cuma karena sebuah ramalan yang tak bisa dibuktikan kepastiannya ? Tidak mugkin, Dinda ku tidak demikian. Dinda ku adalah seorang gadis yang selalu bisa mengerti aku. Terlalu banyak kenangan indah kita untuk disebutkan satu persatu.

Aku hanya ingin semua itu kembali, walupun aku tau takkan seindah dulu tapi aku tetap ingin kembali kepada Dinda ku, aku ingin Dinda ku kembali kepelukanku, aku takkan rela ada orang lain mengambil Dinda ku. Walaupun aku tau aku bukan kriteria cwo yang diinginkan Ibumu, tapi kalau berusaha pasti ada jalan. Itu lah sebuah motivasi yang membuatku masih bertahan selama ini.

Aku tau semua tentangku sudah hilang darimu, tapi aku yakin Tuhan bisa memberikan mukjijatnya untuk mengembalikan kau padaku. Aku mohon, dari lubuk hatimu yang paling dalam untuk mempertimbangkannya lagi. Sekeras apa pun batu kalau di tetesi air terus menerus pasti akan bolong. Begitu juga dengan hati Ibumu, kalau kita mau berusaha Insya Allah bisa. Kalo perlu surat ini kamu kasih ke Ibu, supaya Ibu tau perasaan aku sma kamu. Aku hancur tanpamu, memang aku bukan orang berada tapi aku janji akan membahagiakanmu, walaupun bukan dengan materi. pleaseee (>,<)…. Cuma itu harapan ku, apapun akan ku tempuh untuk mendapatkanmu, asalkan tidak bertentangan dengan Syariat Islam.

Saat aku mendengar tentangmu dari Yanto & Cahyo hatiku semakin sakit, karena kau sangat berarti bagiku, bukan hanya sekedar pacar ato kekasih tapi melebihi dari nyawaku sendiri. Jujur aku sebenarnya 8 Bulan terakhir ini ga berani jalan ke tempat dimana kita biasa jalan bareng, aku takut klo melihat kamu sama pacar kamu, sakit rasanya melihat kamu ky gitu. Ngeri aku membayangkan apa yang terjadi dihatiku kalo melihat kamu jalan sama orang lain (T_T). Terus aku juga selalu membayangkan apa yang terjadi dengan hatiku saat aku melihat kamu nikah sma orang lain, karena 2 tahun yang lalu kau masih berkata aku yang akan disampingmu dan ternyata orang lain yang mendampingimu. >_< So sick

Aku disini hanya bisa memohon dan berharap bisa kembali kepadamu. Luv U

Tidak ada komentar:

Posting Komentar